Motivasi Bagi Teman yang Sedang Merangkak
Oleh: Hudiya S Hakim FB @kanghut.po ( Beliau pemilik Warung Pecel Kanghut di Sawojajar, Kota Malang 54321 HP: 0852-3362-6525)
Banyak orang buka usaha ingin cepat-cepat meraup hasilnya. Akhirnya dengan segala cara ditempuh, yaitu dengan cara-cara instan dan trik-trik menjual yang saya lihat di lapangan kebanyakan merugikan konsumen, dan secara jangka panjang justru akan merugikan usaha itu sendiri. Trik-trik tersebut saya ibaratkan seperti menyuntikkan obat kimia untuk mempercepat pertumbuhan pada ayam potong. Hanya dalam umur 28 hari sudah sama besar dengan ayam kampung berumur setahun dan siap dipotong. Betul besar badannya, tapi banyak potensi penyakitnya.
Ada orang pasang tulisan besar “Rp 5000” di depan etalase toko buahnya. Kemudian dipajang buah-buah yang segar dan cantik di depan. Yang penting orang datang dulu, masuk toko dulu. Baru nanti jika orangnya membeli, diberitahu bahwa yang harga 5 ribu itu buah sortiran yang ada di keranjang bawah. Orang akan sungkan atau gengsi jika tidak jadi beli. Ini adalah trik yang bisa membahayakan toko ini secara jangka panjang. Disamping itu toko-toko lain akan kena imbasnya. Ada lagi beberapa toko dan supermarket yang seakan menurunkan harga dengan mencantumkan coretan pada harga lama dan membesarkan pada harga baru. Padahal sejatinya harganya juga segitu. Untuk bisnis warung, motor-motor di toko tetangga diminta untuk ditaruh di warung supaya terkesan warungnya ramai. Ada lagi yang membayar para tukang ojek atau lainnya untuk meramaikan warung secara rutin. Di sekitar saya, banyak warung atau depot menggunakan model seperti ini, bahkan sebagian pakai kupon gratisan, sehingga pada masa-masa awal buka warung terlihat sangat ramai, tetapi hanya sedikit dari mereka yang tetap bisa ramai pada bulan-bulan berikutnya.
Saingan harga dengan tetangga.
Ada teori “harga turun, volume naik”, atau bahasa pedagang kaki limanya “meski untungnya kecil, tapi yang terjual banyak, toh jadinya juga akan untung besar.” Model saingan harga seperti ini akan berdampak kurang bagus bagi komoditas itu sendiri, karena umumnya kualitasnya akan semakin rendah dan pelayanan menurun. Masih ingat saingan gila-gilaan produk layanan operator seluler?
Dan banyak contoh-contoh trik yang lain.
TRIK adalah cara praktis yang hanya berfungsi untuk memperkenalkan di awal. Trik digunakan sebagai alat pancing agar orang mengarahkan perhatiannya kepada kita. Bisa kita lihat di sekitar kita banyak orang berjualan dengan bermacam-macam trik yang bagus. Sebagian dari mereka sukses besar di awal dengan triknya tersebut, kemudian apakah mereka bisa terus sustainable atau tidak tergantung bagaimana mereka bisa terus istiqomah atau tidak. Jadi bukan sekedar gebrakan di awal, hangat-hangat tahi ayam. Saya katakan, kebanyakan trik itu melalaikan bahkan memancing kita untuk bermain tidak jujur.
Saya ibaratkan TRIK itu seperti ini:
Misalnya saya ingin mengenal Paijo lebih dekat secara cepat karena ada suatu keperluan tertentu, padahal saya tidak kenal dia sama sekali, tidak punya teman yang kenal baik dengan dia, juga tidak kenal dengan temannya satupun. Caranya begini, ketika dia jalan berpapasan dengan saya, saya dengan tiba-tiba melihat dia dan pura-pura membelalakkan mata serta berkata: “Hei, Budi! Kamu koq ada disini. Bulan kemarin katanya kamu berangkat ke Hongkong?” Si Paijo tentunya kaget, heran, dan bilang bahwa saya salah orang. Tetapi saya tetap pura-pura ngotot bahwa dia adalah Budi. Lalu ngeyel dan ngeyel…terjadilah komunikasi yang lebih lama. Akhirnya dengan memakai cara pura-pura tersebut saya bisa kenal dia.
Apakah saya seperti itu dikatakan tidak jujur atau berbohong? Begitulah karakteristik kebanyakan Trik itu. Kita tidak dilarang menggunakan trik. Tetapi berhati-hati untuk berbuat tidak jujur itu perlu, bahkan wajib.
Apakah bisa membangun bisnis tanpa trik?
Banyak bisnis yang dibangun dengan cara tradisional yang akhirnya sukses dan bertahan puluhan tahun. Sebaliknya, banyak sekali pula bisnis yang dibangun dengan cara modern yang akhirnya sukses besar di awal, tetapi mati dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bisnis yang bisa bertahan lama membutuhkan kesabaran dan keistiqomahan. Tentunya semua orang berharap bisnisnya bisa bertumbuh cepat dan bertahan lama. Silahkan Anda memacu motor Anda dengan kencang, tetapi Anda harus senantiasa menyiapkan jempol kaki kanan Anda di atas rem.
Seorang anak manusia dilahirkan ke dunia. Mulai bayi hingga baligh belum bisa mandiri, tidak bisa menghidupi diri sendiri. Bahkan pada usia segini sangat rawan terkena penyakit. Sehingga butuh perhatian dan penjagaan yang ekstra, ASI yang cukup, dan cakupan gizi yang memadai, kemudian disekolahkan. Baru setelah dewasa mulai bisa mandiri menghidupi dirinya, bahkan bisa mensuply kebutuhan orang tua dan keluarganya.
Nah, membangun bisnis seyogyanya seperti halnya memelihara anak. Saat usaha Anda baru lahir (awal berdiri), jangan terburu-buru untuk diharapkan hasilnya (untungnya). Butuh pembiayaan dan investasi jangka panjang. Panjangnya waktu pemeliharaan akan sebanding dengan umur usaha tersebut.
Kata bijak hari ini: “Semua orang bisa membangun semangat dan motivasi tinggi ketika ingin memulai usaha, tetapi hanya sedikit orang yang bisa mempertahankan motivasi tersebut dalam waktu yang lama.”
Lihat artikel sebelumnya: Catatan Bisnis Mencari Peluang (bagian 1)
- Dukung kami dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. 081 326 333 328 dan 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial